Jumat, 27 Februari 2015

Selayang Pandang Papua Barat

CONTOH RANGKUMAN BUKU ILMU PENGETAHUAN POPULER
SELAYANG PANDANG PAPUA BARAT


Rangkuman Buku Ilmu Pengetahuan Populer
Oleh : Roza Afia H/ VIII D-27

        I.           Data Buku
   Judul Buku          : Selayang Pandang Papua Barat
   Pengarang          : Purwati
   Penerbit              : PT Intan Pariwara
   Tahun Terbit      : 2009
   Kota Terbit          : Klaten
   Tebal Buku          : 60, III

      II.            Rangkuman
1.       Gambaran Umum
a.       Letak Geografis
Ibukota                                : Manokwari
Berdiri pada tanggal        : 4 Oktober 1999
Letak Astronomis             : 2°25’ - 5°18’ LS dan 130° - 134°45’ BT
Luas Wilayah                      : 97.024,27 km²
Batas – Batas Pulau         : Utara → Samudera Pasifik
                                                  Timur → Pulau Papua
                                                  Selatan → Laut Banda
                                                  Barat → Laut Seram
b.      Lambang Daerah
Bentuk perisai sudut lima dengan warna dasar  biru.
Terdiri dari :
·         Tulisan PAPUA BARAT berwarna hitam
·         Bintang bewarna putih
·         Leher dan kepala burung kasuari menghadap ke kanan dengan bidang lingkaran berwarna hijau
·         Menara kilang dengan semburan api warna merah
·         Pohon dan ikan
·         Sepasang pelepah daun sagu
·         Bidang hijau yang diapit tiga bidang biru
·         Seutas pita kuning bertuliskan CINTAKU NEGERIKU

2.       Kenampakan Alam
a.       Daratan
1)      Pegunungan
Kawasan pegunungan ada dibagian utara (Pegunungan Tamrau dan Arfak) dan selatan (Pegunungan Fak-Fak dan Kumafa)
2)      Gunung
Gunung yang tidak aktif lagi : Gunung Kwoka, Umsini, Meja, Togwomeri dan Kasada.
3)      Pulau
Pulau-pulau kecil yang bertebaran di wilayah laut : Pulau Waigeo, Wayag, Gam, Gag, Batanta, Salawati, Misool, Damar, Panjang, Karas, Adi, Aiduma, Rumberpon, Mioswaar, Room, Nusrowi dan Nukusa.
4)      Tanjung
Tanjung yang sudah terkenal : Tanjung Namaripi, Sabara, Fatagar dan Sorong. Terdapat dua semenanjung yang terkenal yaitu Doberai dan Bomberai. Semenanjung Doberai terkenal dengan sebutan Semenanjung Kepala Burung/ Vagelkop/ Bird’s Head Peninsula.
b.      Perairan
1)      Sungai
Sungai yang dibuat manusia disebut kanal. Di Papua Barat terdapat sungai Murturi, Kamundan, Kuni, Bomberai dan Madepa. Ada juga sungai Beraur, Kaibus, Kais, Karabra, Minika, Remu, Sebak, Seramuk, Umbawa, Uta, Warsamsam, Naramasa, Wasian, Wariagor, Sebyar, Kaitero, Kasuara, Kore, dan Batubara.
2)      Danau
Terdapat danau Anamaru, Anggi Giji dan Anggi Gita.
3)      Teluk
Terdapat teluk Bintuni, Berau, Kamrau, Triton, Etna, Kayumerah, Arguns, Wondama, Mawi dan Maseni.
4)      Selat
Terdapat selat Dampir, Kayumerah dan Bougenville.

3.       Sumber Daya Alam (SDA)
a.       Tanah
b.      Air
c.       Flora
Terdapat berbagai macam flora, antara lain :
·         Buah Merah (di Gunung Arfak dan Puncak Jaya)
·         Arancavis, Darydrum, Lybfocedrus, Tristanea (di Manokwari)
·         Kelapa Sawit, Cokelat, Vanili, Pala (di Fak-Fak)
·         Kelapa Dalam dan Kelapa Sawit (di Raja Ampat)
·         Kopi dan Kakao (di Teluk Bintuni)
·         Kakao (di Teluk Wondama)
·         Sagu (di Hutan Teluk Bintuni dan Teluk Wondama
Jenis – jenis kayu : merbau, matoa, nyatoh, pulai, mersawa, resak, medang, bintangur, gaharu, rotan, minyak lawang dan masoi.
d.      Fauna
Terdapat burung Cenderawasih, Kakatua Hitam, Mambruk, Nuri, Ayam Hutan, Biawak, Penyu Belimbing, Ikan Kerapu, Teripang, Kepiting, Udang, Tuna, Cakalang, Pelagis, Demersal dan Ikan Campur.
e.      Bahan Tambang dan Galian
Berbagai macam galian di Papua Barat, yaitu : batubara, emas, uranium, tembaga, batu kapur, granit, pasir kuarsa, migas, nikel, mangan, LNG, dan mika.
f.        Pelestarian SDA
1)      Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih
Membentang dari timur Semenanjung Kwatisore ke utara Pulau Rumberpon. Terdapat 209 jenis ikan diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, anemonefish, penyu sisik, penyu hijau, penyu lekang, penyu belimbing, duyung, paus biru, ketam kelapa, lumba – lumba dan hiu.
2)      Cagar Alam Pegunungan Arfak
Terletak di Kabupaten Manokwari. Di cagar alam ini dapat dijumpai 333 jenis burung dan 110 jenis mamalia. Terdapat pula goa dengan panjang 900 meter. Disana juga ada 2770 jenis anggrek berkualitas tinggi. Yang paling menarik dan indah adalah Flame of Irian (Mucuna Novaeguinea). Lebih kurang 54 jenis tumbuhan beracun pun ada disana. Misal : Anliaris toxicaris, Aegiceras coiniculatum, Colchinine, Glutarengas, Melanorrohukas spp dan Rourea Minor.
3)      Cagar Alam Pegunungan Wondiwoy
Terletak di kabupaten Manokwari. Memiliki 147 spesies burung dan berbagai jenis flora dan fauna lain.
4)      Hutan Wisata Gunung Meja
Terletak 2km dari kota Manokwari. Wilayah ini sangat ideal untuk olahraga hiking, piknik dan penelitian. Terdapat tugu monument peringatan pendaratan Tentara Jepang divisi 221 dan 222 saat World War II.
5)      Cagar Alam Teluk Bintuni

Terletak di kabupaten Teluk Bintuni. Wilayah ini merupakan satu-satunya kawasan hutan Mangrove terluas (4500 ha). Terdapat 160 jenis burung dan 39 jenis mamalia serta buaya air tawar, udang dan berbagai jenis ikan.
6)      Taman Wisata Alam Gunung Meja
Terletak di kabupaten Manokwari. Taman wisata ini melindungi terumbu karang dibawah naungan hutan yang didominasi oleh penutupan tegakan instia dan pometia.
7)      Taman Wisata Klamono
Terletak di kabupaten Sorong. Taman wisata ini mengembangkan pohon – pohon Pericopsis langka.
8)      Cagar Alam Waigeo Barat dan Waigeo Timur
Cagar alam ini terletak di Kepulauan Raja Ampat. Pulau Waigeo hamper terbagi oleh teluk Majalibit. Terdapat 54 jenis mamalia, 41 jenis amfibis dan reptilia, 171 jenis burung, 52 jenis ikan tawar, 64 jenis gastropoda, 122 jenis karang dan 116 jenis pohon.

4.        Sumber Daya Manusia (SDM)
a.       Pulau Waigeo
1)      Suku Bangsa Wawiyai (Wauyai)
Bermukim disebelah utara Teluk Kabui di Pulai Waigeo Selatan tepatnya di kampung Wawiyai. Penduduk pada suku bangsa ini disebut Wawiyai Man Mon.
2)      Suku Bangsa Kawe
Suku ini merupakan suku asli Pulau Waigeo. Bermukim di sebelah barat Pulau Waigeo tepatnya di kampung Salio, Salpele, Waisilip dan Bianci.
3)      Suku Bangsa Laganyan
Penduduk asli Pulau Waigeo. Mendiami kampung di sekitar Teluk Majalibit : Aiaway, Lopintol dan Beo.
4)      Suku Bangsa Biak
Suku bangsa ini mendiami pesisir pantai di Pulau Waigeo. Subsuku : Biak Beteu, Biak
Wardo dan Biak Usba.
5)      Suku Bangsa Ambel
Mendiami dari timur ke utara Teluk Majalibit dan Pantai Utara Pulau Waigeo.
b.      Pulau Batanta
1)      Suku Bangsa Batanta
Merupakan penduduk asli Pulau Batanta. Suku bangsa Tepin bermukim di sebelah selatan Pulau Batanta tepatnya di Kampung Wailebet dan Yenanas.
2)      Suku Bangsa Biak
Kelompok suku bangsa ini disebut Biak Kafdaron. Suku ini mendominasi bagian utara sampai ke timur Pulau Batanta.
c.       Pulau Salawati
1)      Suku Bangsa Tepin
Suku bangsa asli Pulau Salawati yang mendiami pesisir utara Pulau Salawati tepatnya di Kampung Kalyam dan Solol.
2)      Suku Bangsa Fiat, Domu, Waili dan Butlih.
Suku – suku ini mendiami daerah Samate, Kapatlap, Kalobo dan Sakabu.
3)      Suku Bangsa Moi (Moi-Maya/Moi-Pantai)
Mendiami daerah timur Pulau Salawati.
d.      Pulau Misool
1)      Suku Bangsa Matbat
Mendiami Kampung Salafen, Atkari, Lenmalas, Folley, Tomolol, Kapatool, Aduwei dan Magey.
2)      Suku Bangsa Misool
Menurut sejarah, suku bangsa Misool merupakan kelompok suku bangsa yang bermigrasi ke Pulau Misool kira – kira 100 tahu  yang lalu. Orang Matbat menyebut suku bangsa Misool dengan sebutan Mat Lou (orang pantai). SB Misool bermukim di daerah Waigama, Lilinta, Fafanlap, Gamta, Yellu, Harapan Jaya dan Usaha Jaya.
3)      Suku Bangsa Biga
Mendiami Kampung Biga di pinggiran sungai Biga yang berarti tempat sagu.
4)      Suku Bangsa Biak
Mendiami Kampung Tikus, Solal, Wejim dan Satukurano.
e.      Pulau Kafau
1)      Subsuku pada pulau ini yaitu Biak Beteu yang bermukim di Kampung Deer, Dibalal dan Tolobol.
f.        Mata Pencaharian Penduduk
1)      Meramu (menokok sagu)
2)      Nelayan (menangkap ikan dan udang)
3)      Berburu

5.       Kebudayaan
a.       Bahasa Daerah
1)      Bahasa Ma’ya : digunakan oleh suku bangsa Wawiyai, Laganyan dan Kawe.
2)      Bahasa Ambel : digunakan oleh penduduk di timur Teluk Majalibit,
3)      Bahasa Batanta : digunakan oleh peduduk di selatan Pulau Batanta.
4)      Bahasa Tepin : digunakan di daerah utara sampai ke timur Pulau Salawati.
5)      Bahasa Moi : digunakan di kampung Kalobo, Sakabu dan Samate.
6)      Bahasa Matbat : digunakan penduduk asli Pulau Misool.
7)      Bahasa Misool : digunakan penduduk asli Pulau Misool yang beragama islam.
8)      Bahasa Biga : digunakan di kampung Biga.
9)      Bahasa Biak : digunakan di daerah Kepulauan Raja Ampat.
10)   Lain – lain (bahasa Ternate, Seram, Tobelo, Bugis, Buton dan Jawa) : digunakan oleh para pendatang di Kepulauan Raja Ampat.
b.      Arsitektur
1)      Rumah Mod Aki Aksa atau Igkojei atau rumah kaki seribu
2)      Rumah Bujang
3)      Honei dan Ebei (Honei untuk laki – laki sedangkan Ebei untuk perempuan)
c.       Pakaian Tradisional
1)      Kategori I, yaitu : Koteka/ Nolim, Yokel dan Sali.
2)      Kategori II, yaitu : cawat kulit kayu/ kulit pohon pisang.
3)      Kategori III, yaitu : kulit kerang.
4)      Kategori IV, yaitu : rumbai – rumbai dari daun sagu/ kulit kayu yang dihaluskan.
Selain yang dikategorikan diatas, ada pula pakaian tradisional bernama Pummi dan Tok.
5)      Aksesoris : juprew, kasuomer, bipane dan jemcankan.
d.      Tarian Tradisional
1)      Tari Musnok : tarian ini menceritakan tentang penyebaran agama nasrani di kota Sorong.
2)      Tari Magasa : tarian tradisional orang arfak yang disebut juga tari ular.
3)      Tari Ris (Sifieris) : merupakan dansa adat daerah Papua Barat.
4)      Balengan : tarian pergaulan yang biasanya dibawakan oleh pemuda – pemudi.
5)      Suling Bambu : pemain music dimainkan oleh enam orang. Empat orang memainkan suling dengan empat tingkatan nada yang berbeda (sopran, alto, tenor, bass) dan dua orang lainnya memainkan tifa dan tambur.
6)      Tumbu Tanah : sering disebut sebagai tarian ular. Tarian ini biasanya dibawakan oleh suku bangsa Sough.
e.      Alat Musik Tradisional
Tifa
f.        Lagu Daerah
Apuse dan Yamko Rambe Yamko
g.       Seni Kerajinan Rakyat
1)      Tenun Ikat : dari kabupaten Sorong dan biasa disebut kain Timor
2)      Batik Motif : dari kabupaten Manokwari
3)      Anyam Noken (tikar dari palem) : dari Teluk Wondama
h.      Upacara Tradisional (di Suku Bangsa Biak, Raja Ampat)
1)      Kelahiran
Wanita yang akan melahirkan harus tinggal dalam sebuah kandang di bawah rumah dan duduk di tikar yang ditaburi pasir putih. Ia dibantu dengan dua orang wanita, satu orang di punggungnya untuk bersandar sedangkan satunya membantu kelahiran. Ketika anak laki – laki sudah berumur 10 tahun, anak tersebut biasanya tinggal di rumah Bujang. Pada saat itu mereka akan belajar kegiatan yang dilakukan kaum pria.
2)      Menjelang Dewasa
Untuk laki – laki biasa disebut k’bor (dalam islam disebut khitan). Sedangkan untuk perempuan disebut ero era tu ura (melubangi daun telinga dan cuping hidung pada saat usia 5 tahun).
3)      Perkawinan
Upacara ini dilaksanakan di atas sebuah panggung yang didirikan di tengah rumah.
4)      Kematian
Sesuai adat turun temurun, makam orang yang sudah meninggal satu bulan akan digali kembali untuk diambil tengkoraknya. Mereka percaya bahwa roh nenek moyang tinggal didalam tengkorak tersebut.
5)      Upacara di Teluk Wondama
·         Wamendereow (Parwabuk)
·         Kiuturu Nandauw (Kakaru Krorbun)
i.         Senjata Tradisional
1)      Pisau Belati (Pisuwe)
2)      Tombak
·         Dari kayu ribung (ocan/ kamen)
·         Dari kayu besi (viwu)
·         Dari logam besi (frin)
·         Vom
3)      Panah
Ces/ jimar
j.        Makanan dan Minuman Tradisional
1)      Papeda
2)      Tau/ Aries (suku bangsa Wamesa)
3)      Besadoch (orang Maybrat)
4)      Awiaq/ Keladi dan Swara (orang Maybrat)

6.       Peninggalan Sejarah
     Wilayah Provinsi Papua termasuk wilayah kepala burung yang diperkirakan mulai dihuni manusia sejak zaman glacial pertama, ketika Paparan Sunda dan Paparan Sahul muncul untuk pertama kalinya. Meskipun di wilayah Provinsi Papua tidak ditemukan fosil kerangka manusia purba, tetapi ada anggapan bahwa di sana pernah hidup manusia prasejarah. Anggapan tersebut diperkuat dengan keahlian suku asli menggunakan peralatan yang merupakan warisan dari kebudayaan zaman prasejarah.
     Memang tidak banyak peninggalan sejarah yang ditemukan di Provinsi Papua Barat ini. Akan tetapi, keterangan yang menyangkut wilayah Papua pada umumnya dan Provinsi Papua Barat khususnya sebagai bagian dari Nusantara telah ditulis oleh Mpu Prapanca. Mpu Prapanca dari Kerajaan Majapahit menulis keberadaan provinsi ini dalam bukunya berjudul Negarakertagama. Dalam buku Negarakertagama, Mpu Prapanca menyebut Papua atau Irian sebagai Majapahit kedelapan.
     Wilayah Provinsi Papua Barat pada masa penjajahan juga pernah dikuasai baik oleh Belanda maupun Jepang. Oleh karena itu, peninggalan berupa peralatan perang ataupun benteng pertahanan juga dapat ditemukan di wilayah ini.
a.       Kokas
Merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Fak – Fak. Disini dapat dijumpai peninggalan Perang Dunia II. Di daerah ini juga ditemukan goa yang dijadikan sebagai tempat pertahanan Dai Nippon yang dipimpin oleh Panglima Serebo Taco.
b.      36 Situs Lukisan
     Terletak di kecamatan Kokas, kabupaten Fak – Fak. Para peneliti UNESCO menemukan 36 jenis situs lukisan. Temuan ini dapat dijadikan objek penelitian bagi para ilmuan karena masih menyimpan misteri.
     Selain itu, Arkeologi Nasional bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Fak – Fak dan Dinas Kebudayaan juga mengidentifikasi 15 situs dengan 157 motif gambar. Menurut penelitian, lukisan yang terdapat pada dinding batu cadas terjal tersebut adalah goresan tangan para leluhur. Goresan tangan tersebut diwarnai dengan darah manusia, darah ikan, air siri dan kapur siri. Sehingga motif gambarnya berwarna merah, coklat, hitam dan putih. Warna motif gambar tersebut tidak pernah luntur walaupun sudah berusia ratusan tahun.
     Di Pulau Mioswar terdapat gua bersejarah. Gua tersebut merupakan peninggalan masyarakat Numfor. Di dalam goa tersebut terdapat tengkorak manusia, piring antik dan peti berukir.
c.       Monumen Misionaris
     Pulau Mansinam terletak di teluk Doteri, sebelah selatan Kota Manokwari. Di tempat ini terdapat sebuah monument untuk memperingati pertama kali masuknya Injil di Pulau Papua oleh dua misionaris berkebangsaan Jerman pada tanggal 5 Februari 1855. Kedua misionaris tersebut bernama Carel Willem Ottow dan Johann Gottlob Gissier.
     Selain tugu, juga terdapat situs gereja, rumah, asrama, sumur tua dan beberapa makam zendeling yang merupakan bukti sejarah. Pada setiap tanggal 5 Februari setiap tahunnya umat Kristen di provinsi ini menyelenggarakan wisata rohani untuk memperingati hari masuknya Injil ke wilayah ini.
    III.            Kelebihan
1. Menambah wawasan tentang keindahan alam Indonesia khususnya Provinsi Papua Barat
2. Menarik untuk dibaca karena disertai gambar
3. Pembaca lebih mudah mengerti karena disertai gambar

Kekurangan
1. Banyak hal – hal yang tidak terlalu penting dalam buku
2. Tulisan terlalu banyak sehingga pada halaman yang tanpa gambar serasa sangat rumit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar