Roza Afia Hanifajhosi
X-9/ 23
LAPORAN KUNJUNGAN
(Museum Pusat TNI-AD “Dharma Wiratama” Yogyakarta)
Hari, Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 30 Juli 2015
Tempat Pelaksanaan : Museum Pusat TNI AD “Dharma Wiratama”
Waktu Pelaksanaan : 08.20 – 10.10 WIB
Tujuan Kegiatan : Siswa dapat mengetahui serta memahami sejarah para anggota TNI AD dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia; menyelesaikan tuga yang diberikan saat MOPDB
Jumlah Peserta Kegiatan : 256 Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta
Pelaksanaan
Kunjungan ini disambut baik oleh para petugas dan tentara yang berjaga di museum. Mereka menceritakan satu persatu dari 21 ruangan yang ada di Museum TNI AD Dharma Wiratama dengan semangat dan senyuman.
Sejarah Singkat
Museum Pusat TNI AD “Dharma Wiratama” adalah museum khusus yang memiliki koleksi tentang peran serta TNI AD dalam perjuangan Indonesia.
Bangunan Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900 dan digunakan sebagai tempat tinggal para pejabat/admininstratur perkebunan Belanda di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Gagasan pendirian Museum ini berawal dalam lingkungan Sejarah Militer AD (SMAD) yang berencana untuk membangun sebuah museum yang akan digunakan untuk menampung benda-benda koleksi perjuangan TNI AD.
Setelah mendapat persetujuan Kasad, maka dikeluarkanlah surat perintah kepada Pangdam VII/Diponegoro agar menyerahkan gedung tersebut untuk dimanfaatkan sebagai Museum Pusat TNI AD. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. Skep/547A/l/1982, tanggal 17 Juli 1982 museum pusat TNI AD disahkan. Kemudian pada tanggal 30 Agustus 1982 diresmikan oleh Kepala Staf TNI-AD Jendera Ponimain dengan nama Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama". Dharma Wiratama yang berarti pengabdian luhur yang telah disumbangkan oleh prajurit TNI AD di bidang Hankam baik berupa senjata maupun amal baktinya di bidang non Hankam kepada negara.
Koleksi Museum
Di dalam Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama terdapat 21 ruangan, meliputi:
1. Ruang 1 (Ruang Pengantar)
Terletak di bagian tengah depan gedung utama sebagai ruang pengantar para pengunjung untuk memahami nilai dan arti perjuangan serta pengabdian para pahlawan dan pejuang dalam merebut, mengisi, dan mempertahankan kesejarahan Museum Pusat TNI AD "Dharma Wiratama".
2. Ruang 2 (Ruang Pangsar Jendral Soedirman)
Amanat Djenderal Soedirman 5 Oktober 1949 :
“. . . bahwa kemerdekaan sesuatu negara jang didirikan diatas timbunan/ runtuhan ribuan korban djiwa harta-benda dari rakjat dan bangsanja tidak akan dapat dilenjapkan oleh manusia siapapun djuga.”
3. Ruang 3 (Ruang Letjen. Urip Sumoharjo)
4. Ruang 4 (Ruang Palagan)
Terdapat kronologi 8 palagan besar di Indonesia, yaitu:
a. Palagan Medan (Pertempuran Medan Area)
b. Palagan Palembang (Pertempuran 5 hari 5 malam)
c. Palagan Bandung (Bandung Lautan Api)
d. Palagan Semarang (Pertempuran Lima Hari)
e. Palagan Ambarawa
f. Palagan Surabaya (Pertempuran Surabaya)
g. Palagan Bali (Puputan Margarana)
h. Palagan Makassar
5. Ruang 5 (Ruang Senjata Modal Perjuangan)
6. Ruang 6 (Ruang Dapur Umum)
Diprakarsai oleh Ibu Ruswo.
7. Ruang 7 (Ruang Alat Perhubungan dan Alat Kesehatan pada Masa Perang Kemerdekaan)
Koleksi alat hubung berupa radio pemancar dan radio penerima. Sedagkan alat kesehatan berupa alat operasi untuk merawat prajurit yang terluka dan sakit saat terjadi pertempuran.
8. Ruang 8 (Ruang Perang Kemerdekaan)
9. Ruang 9 (Ruang Perang Kemerdekaan)
10. Ruang 10 (Ruang Perang Kemerdekaan)
11. Ruang 11 (Ruang Panji – Panji)
Koleksi panji-panji yang dipamerkan :
a. Panji-panji Kesatuan TNI AD
b. Pataka Kotama/Balakpus
c. Dhuaja Resimen, Brigadir, Korem, Grup
d. Sempana Kodiklatad dan Rindam
e. Tunggul Batalyon
f. Pathola Depo Pendidikan
12. Ruang 12 (Ruang Gamad)
Di Ruang ini dipamerkan berbagai bentuk dan jenis seragam Angkatan Darat meliputi PDH, PDU, PDL beserta atributnya dari tahun 1950 sampai dengan 1980.
13. Ruang 13 (Ruang Tanda Jasa)
Di ruang ini dipamerkan Tanda Jasa /Penghargaan berupa Bintang Jasa dan Satya Lencana sebagai pengakuan dan penghargaan atas jasa para prajurit yang telah berjuang, mengabdi kepada bangsa dan negara sehingga dapat memberikan dukungan moril dan kebanggaan kepada yang bersangkutan, keluarga dan generasi penerus.
14. Ruang 14 (Ruang Peristiwa)
Di ruang ini digambarkan peristiwa pemberontakan PKI, DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat, DI/TII Sulawesi Selatan, gerakan separatis dan Operasi Militer yang digelar TNI dalam rangka memulihkan keamanan, mempertahankan keutuhan wilayah dan menjaga kedaulatan NKRI.
15. Ruang 15 (Ruang Peristiwa)
16. Ruang 16 (Ruang Peristiwa)
17. Ruang 17 (Ruang Alat Peralatan)
Di ruang ini dipamarkan benda-benda bersejarah yang dipergunakan pada gelar operasi satuan Angkatan Darat dalam menanggulangi gangguan keamanan dari pihak-pihak yang merongrong NKRI yang berupa senjata, alat optik, alat perhubungan, dan mesin elekrtonik.
18. Ruang 18 (Ruang Piagam Keutuhan TNI AD dan Kontingen Garuda)
Di ruang ini digambarkan situasi tahun 1950, peristiwa rakyat demonstrasi sebagai usaha menyatukan konflik internal Angkatan Darat yang dirintis oleh Kol. Bambang Sugeng dan berhasil dilaksanakan upacara di Istana Gedung Agung yang dipimpin Presiden Sukarno dengsn ditandai tangani Piagam Keutuhan.
19. Ruang 19 (Ruang Pahlawan Revolusi)
20. Ruang 20 (Ruang Trikora)
21. Ruang 21 (Ruang Penumpasan G 30 S/ PKI)
22. Bunker
Kesimpulan
Dengan mengadakan kegiatan kunjungan museum ini, siswa dapat menambah pengetahuan dan mengetahui perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia serta lebih giat dalam menjaga keutuhan NKRI.
Saran
- Diberi sedikit penerangan dalam museum
- Rutin diadakan kunjungan museum
- Ditambah tumbuhan supaya lebih rindang
Kesan dan Pesan
Saya senang diadakan kunjungan seperti ini. Pesan saya, kalau bisa kunjungan museumnya lebih jauh dan diberi snack serta minum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar